Thursday 25 May 2017

TEKNIK MENGEJAN SAAT PERSALINAN




      1.   Pengertian
Teknik mengejan yang benar adalah cara yang dilakukan ibu untuk melahirkan bayinya dengan memanfaatkan  tenaga / kekuatan ibu (Rohani, 2010). Mengejan adalah mengadakan tekanan di dalam tubuh bagian bawah untuk mendorong bayi keluar (Indrawan, 2003).  
2.    Faktor yang mempengaruhi teknik mengejan yang benar
Menurut Rohani (2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi teknik mengejan yang benar diantaranya :
a.       Posisi melahirkan
b.      Latihan teknik pernafasan (Psikopropilaksis)
c.       Menahan hasrat untuk mengejan sebelum pembukaan lengkap dan tidak ada his
d.      Bersikap rileks.
              3. Cara Mengejan
Bila tanda pasti kala II telah diperoleh, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Adapun cara mengejan saat proses pengeluaran bayi menurut JNPK-KR (2008), yaitu :
a.       Mengejan mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi
b.      Tidak menahan napas saat meneran.
c.       Berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
d.      Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, akan lebih mudah untuk meneran
e.       lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada
f.       Tidak mengangkat bokong saat meneran.
Sedangkan menurut Rohani (2011), cara mengejan yang benar saat persalinan yaitu :
a.       Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.
b.      Beritahu ibu untuk tidak menahan nafas saat mengejan.
c.       Minta ibu untuk berhenti mengejan dan beristirahat diantara kontraksi.
d.      Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran apabila lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan didada.
e.       Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong ketika mengejan.
f.       Bidan tidak diperbolehkan melakukan pendorongan pada fundus karena akan meningkatkan kejadian distosia bahu.
Menurut Prawirohardjo (2010), cara mengejan yang benar saat persalinan yaitu :
a.       Anjurkan ibu mengejan jika pembukaan sudah lengkap.
b.      Membimbin ibu untuk mengejan saat ibu mempunyai keinginan untuk mengejan.
c.       Mendukung dan memberi semangat  atas usaha ibu untuk mengejan.
d.      Membantu ibu mengambil posisi  yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
e.       Menganjurkan ibu untuk mulai mengejan pada puncak kontraksi – kontraksi dan beristirahat diantara kontraksi.
Sedangkan menurut Prawirohardjo (2005), ada 2 cara mengejan saat persalinan yaitu :
a.       Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dadanya dan dapat melihat perutnya.
b.      Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan tergantung pada letak punggung janin, hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berda diatas. Posisi yang menggulung ini memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum sempurna.
     4. Posisi saat mengejan
Posisi pada saat mengejan tergantung pada keinginan ibu dalam memilih posisi yang paling nyaman dirasakan ibu, bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mengubah - ubah posisi secara teratur selama kala II karena hal ini dapat membantu kamajuan persalinan, mencari posisi mengejan yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero-plasenter tetap baik. Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun (Hidayat, 2010).
Ada beberapa posisi mengejan saat persalinan menurut Sulistyawati (2010), diantaranya yaitu :
a.       Posisi berbaring atau litotomi
Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. Kelebihan dan kelemahan posisi berbaring atau litotomi yaitu  :
1)      Kelebihan
Penolong lebih leluasa membentuk proses persalinan, jalan lahir pun menghadap ke depan sehingga penolong lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan bisa diprediksi secara akurat, kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan sehingga jika terjadi perubahan posisi kepala bayi maka penolong langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya.
2)      Kelemahan
Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk meneran. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu berada dibawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini diduga bisa mengakibatkan perineum meregang. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari ibu ke janin melalui  plasenta jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh darah besar berada dibawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu. Menarik otot-otot perut yang membawa darah kepada bayi dan ibunya sehingga proses kelahiran akan menjadi lambat.
b.      Posisi miring atau lateral
Ibu berbaring miring ke kiri atau kekanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat.  
Kelebihan dan kelemahan posisi lateral yaitu :
1)      Kelebihan
Peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu. Proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman. Posisi berbaring miring kekiri memberikan kemudahan bagi ibu untuk istirahat diantara kontraksi jika ibu mengalami kelelahan, mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum. 
2)      Kelemahan
Posisi miring ini menyulitkan penolong untuk membantu proses persalinan karena letak kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Penolong persalinan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi.
c.       Posisi jongkok
Posisi berjongkok biasanya di atas bantala empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.
Kelebihan dan kekurangan dari posisi berjongkok yaitu :
1)      Kelebihan
Merupakan posisi melahirkan yang alami, karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat meneran. Mengurangi rasa nyeri yang habat saat persalinan. Membantu perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi oksiput anterior dan mengurangi nyeri punggung.
2)      Kelemahan
Berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan, seperti episiotomi.
d.      Posisi setengah duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar di bantal, kaki di tekuk, dan paha dibuka kearah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.
Kelebihan dan kekurangan posisi setengah duduk yaitu :
1)      Kelebihan
Sumbu jalan lahir yang ditempuh janin untuk bisa keluar menjadi lebih pendek. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama. Posisi ini sering kali nyaman bagi ibu dan ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. Memudahkan penolong melahirkan kepala bayi.
2)      Kelemahan
Posisi ini dapat menimbulkan keluhan punggung ibu pegal.
           5.Hal - hal yang perlu diperhatikan saat mengejan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengejan menurut Susanti (2010),  yaitu :
a.       Menunggu waktu yang tepat yaitu mengejan pada pembukaan lengkap. Mengejan sebelum pembukaan lengkap dapat memicu pembengkakan atau edema pada mulut rahim
b.      Menyimpan tenaga pada saat pembukaan 10
c.       Mengatur nafas untuk persiapan mengejan, hirup sebanyak-banyaknya udara agar dapat mengejan dalam waktu lama.
d.      Jika dirasa kontraksi/mules sudah cukup kuat, maka barulah mengejan
e.       Pikiran harus rileks. Jangan tegang atau panik karena akan sulit berkonsentrasi dan membuat sulit mengejan sehingga merasa proses persalinan terasa sangat sakit
f.       Arah mengejan harus benar  yaitu ke arah dubur seperti saat buang air besar, karena di sana tempat otot-otot panggul yang berfungsi untuk mendorong.
g.      Mata tidak boleh terpejam karena untuk melihat dan mengontrol apa yang harus dilakukan juga agar pembuluh darah disekitar mata tidak pecah. Usahakan selalu melihat keperut.
h.      Bila mengejan di leher dan bukan di perut, maka pembuluh darah kecil dimata dapat pecah. Mata akan tampak merah setelah persalinan, bahkan terkadang disertai kebutaan sementara.
i.        Jangan mengangkat bokong saat mengejan karena dapat merobek vagina dan membuat proses mengejan tidak maksimal.
        6. Akibat dari teknik mengejan yang salah.
Akibatnya dapat menyebabkan persalinan lama, pembuluh mata dapat pecah disertai kebutuhan sementara, jika terjadi persalinan lama akan menibulkan keletihan maternal, oedem, infeksi, perdarahan atonia uteri, ruptur uteri iminen, sampai rupture uteri, distrees janin dan kematian ibu dan janin (Rachman, 2006)
F    7.  Faktor – faktor yang mempengaruhi teknik mengejan yang salah
           Ada banyak hal yang berpengaruh terhadap kemampuan seorang ibu untuk mengejan, antara lain usia yang sudah lebih dari 35 tahun, keadaan kesehatan ibu yang kurang optimal, misalnya kurang gisi selama hamil, ibu hamil yang sering melahirkan dengan jarak yang terlalu dekat, rasa ketakutan dan trauma  mental pada saat proses peralinan yang lalu, sehingga pada saat mengejan tiba-tiba ibu panik, ibu yang kelelahan selama melalui tahap demi tahap  proses persalinan dan sebagainya (Rohani, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Indrawan, WS. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jombang : Lintas Media
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : JNPK
Prawiroharjo, S. 2005. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka   

Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Susanti, Ni Nengah. 2009. Asuhan Keperawatan Ibu Intranatal : Buku Saku Praktik. Jakarta : EGC. 
 

TEKNIK MENGEJAN SAAT PERSALINAN Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Semoga Berkah

0 comments:

Post a Comment