INFEKSI MASA NIFAS
A. Pengertian
Infeksi Masa Nifas
Infeksi masa nifas (peurperalis) adalah infeksi pada dan melalui
traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38o C atau lebih yang
terjadi antara hari ke 2 – 10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat
kali sehari.
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu perslinan dan nifas.
B. Penyebab
Infeksi Masa Nifas
Ada bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan
seperti eksogen(kuman datang dari luar),autogen (kuman masuk dari tempat lain
dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri). penyebab yang terbanyak
dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen
sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan
infeksi antara lain adalah :
1.
Streptococcus Haemoliticus
Anaerobic
Masuknya secara eksogen dan
menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari
penderita lahir, alat-alat
yang tidak suci hama,tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2.
Staphylococcus Aureus
Masuknya secara eksogen
,infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi dirumah sakit dan
dalam tenggorokan orang -
orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas,
walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi kuman.
3.
Eschercia Coli
Sering berasal dari kandung
kemih dan rectum,menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva,dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab
penting dari infeksi traktus urinarius.
4.
Clostridium Wellchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan
tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
C.
Manifestasi klinis
Infeksi nifas dibagi atas 2 golongan yaitu :
1.
Infeksi
yang terbatas pada perineum, vulva, vagina dan endometrium
a.
Infeksi
perineum, vulva, vagina dan serviks
1)
Tanda
dan gejala :
a)
Rasa
nyeri dan panas pada tempat infeksi, disuria dengan atau tanpa distensi urin
b)
Jahitan
luka mudah lepas, merah dan bengkak
c)
Bila
getah radang bisa keluar, biasanya keadaan tidak berat. Suhu sekitar 38
C, nadi kurang dari 100 X / menit
d)
Bila
luka terinfeksi, tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam
bisa meningkat sampai 39 – 40 C, kadang – kadang disertai menggigil
a)
Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva.
Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi
di bekas sayatan episiotomi atau
luka perineum jaringan sekitarnya membengkak.
Tepi luka menjadi berwarna merah dan bengkak,
jahitan mudah lepas,
luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.
b)
Vaginitis
Merupakan infeksi pada
daerah vagina. Vaginitis pada
ibu pasca
melahirkan dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
perineum. Permukaan mukosa bengkak dan
kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah dari
daerah ulkus. Penyebaran dapat terjadi tetapi pada umumnya infeksi tinggal
terbatas.
c)
Servisitis
Infeksi yang
sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak gejala.
Luka serviks yang
dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang
menjalar ke parametrium.
Gejala klinis yang
dirasakan pada sersivitis adalah sebagai berikut :
a. Nyeri dan rasa panas pada daerah infeksi.
b. Kadang perih bila BAK.
c. Demam dengan suhu badan 39o- 40o
C.
d) Endometritis
Kadang – kadang lochea
tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban yang disebut
locheometra yang dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak
membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa
kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke 3 suhu
meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi pada beberapa hari suhu dan nadi
menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah kembali normal.
Lokia pada endometritis biasanya bertambah dan
kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat, malahan
infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
2.
Penyebaran
dari tempat – tempat infeksi melalui vena – vena jalan limfe dan permukaan
endometrium
Infeksi ini sangat
berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.Infeksi
ini meliputi :
1)
Septikemia
dan Piemia
a)
Septikemia
Septikemia adalah
keadaan dimana kuman-kuman atau
toksinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah dan
menyebabkan infeksi.
Gejala klinik septikemia lebih
akut antara lain: kelihatan sudah sakit dan
lemah sejak awal; keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat
140 – 160 x per menit atau lebih; suhu meningkat antara 39-40o C, tekanan darah turun,
keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran turun,
gelisah. Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari post partum, jika ia
hidup terus, gejala-gejala menjadi piemia.
b)
Piemia
Piemia dimulai
dengan tromflebitis vena-vena pada
daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil yang dibawa ke
peredaran darah,
kemudian terjadi infeksi dan abses pada
organ-organ yang diserangnya.
Tidak lama post partum pasien sudah merasa sakit,
perut nyeri, suhu tinggi, menggigil setelah kuman dengan emboli memasuki
peredaran darah umum. Ciri khas: Berulang – ulang suhu meningkat disertai
menggigil, diikuti oleh turunnya suhu. Lambat laun akan timbul gejala abses
paru, pneumonia dan pleuritis. Embulus dapat pula menyebabkan abses-abses di
beberapa tempat lain.
2)
Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri dari tromboflebitis pelvis dan tromboflebitis
femoralis.
Tromboflebitis pelvis yang
sering meradang adalah pada vena ovarika,
terjadi karena mengalirkan darah dan
luka bekas plasenta di daerah fundus uteri. Penjalaran trombofeblitis pada vena
ovarika kiri adalah ke vena renalis dan vena ovarika kanan ke vena kava
inferior.
Tromboflebitis femoralis
dapat menjadi tromboflebitis vena safena
magna atau peradangan vena femoralis
sendiri, penjalaran tromboflebitis vena uterin, dan akibat parametritis. Tromboflebitis vena femoralis
disebabkan aliran darah lambat
pada lipat paha karena tertekan ligamentum inguinale dan kadar fibrinogen meningkat pada masa nifas.
1)
Peritonitis
Infeksi
peurperalis melalui saluran getah bening dapat menjalar ke peritoneum hingga
terjadi peritonis atau ke parametrium menyebabkan parametritis.
2)
Selvitis
pelvika (parametrisis)
Parametritis
dapat terjadi dengan tiga cara berikut ini :
a)
Melalui
robekan servik yang dalam.
b)
Penjalaran
endometritis atau luka servik yang terinfeksi melalui saluran getah bening.
c)
Sebagai
lanjutan tromboflebitis.
Jika terjadi infeksi parametrium, timbullah
pembengkakan yang mula-mula lunak, tetapi kemudian menjadi keras kembali dengan
gejala klinis sebagai berikut:
a)
Uterus
agak membesar dan lembek.
b)
Nyeri
pada perabaan.
c)
Suhu
tubuh 39o C - 40 o C.
d)
Nadi
cepat dan menggigil.
e)
Lokia
banyak dan berbau
D. Cara
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
1.
Tangan pemeriksa atau
penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi
membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain
ialah bahwa sarung tangan atau alat alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir
tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2.
Droplet Infection. Sarung
tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau
tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh
karena itu ,hidung dan mulut petugas yang berkerja di kamar bersalin harus
ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang
memasuki kamar bersalin.
3.
Dalam rumah sakit terlalu
banyak kuman-kuman pathogen,berasal dari penderita-penderita dengan berbagai
jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mmana
termasuk kain-kain ,alat-alat yang suci hama,dan yang digunakan untuk merawat
wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
4.
Koitus pada akhir kehamilan
tidak nerupakan sebab infeksi penting, kevuali apabila mengakibatkan pecahnya
ketuban.
E. Tanda
Dan Gejala Infeksi Masa Nifas
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi,
berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi
nifas dapat berbentuk :
1)
Infeksi local
Pembengkakan
luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaran kochea
bercampur nanah, mobilisasi terbatas karena rasa nyeri, temperatur badan dapat
meningkat.
2)
Infeksi umum
Tampak
sakit dan lemah, temperatus meningkat, tekanan darah menurun dan nadi
meningkat, pernafasan dapat meningkat dan akan terasa sesak, kesadaran gelisah
sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbauh dan
bernanah serta kotor.
F.
Cara Pencegahan Infeksi
Masa Nifas.
Cara pencegahan infeksi masa nifas yaitu :
1.
Masa kehamilan
a.
Mengurangi atau mencegah
factor-faktor predopsi seperti anemia,malnutrisi dan kelemahan serta mengobati
penyakit-penyakit yang diserita ibu.
b.
Pemeriksaan dalam jaringan
dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
c.
Koitus pada hamil tua
hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan
pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
2.
Selama Persalinan
Usaha-usaha pencegahan
terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir
:
a.
Hindari partus terlalu lama
dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.
b.
Menyelesaikan persalinan
dengan trauma sedikit mungkin.
c.
Perlukaan-perlukaan jalan
lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabominam dibersikan, dijahit
sebaik-baiknya dan menjaga sterilisasi.
d.
Mencegah terjadinya
perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus diganti dengan
transfusi darah.
e.
Semua petugas dalam kamar
berslin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, yang menderita infeksi
pernafasan tidak diperbolehkan masuk kedalam kamar bersalin.
f.
Alat-alat dan kain-kain
yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
g.
Hindari pemeriksaan dalam
berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apabila
ketuban telah pecah.
3.
Selama nifas
a.
Luka-luka dirawat dengan
baik jangan sampai terkena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta
kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
b.
Penderita dengan infeksi
nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu
sehat.
c. Pengunjung-pengunjung
dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.
Daftar Pustaka
Ambarwati,
Eny Retna. 2008. Asuhan Kebidanan
Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia
Saleha,
Siti . 2009. Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Yanti,
Damai. dkk 2011. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas Belajar Menjadi Bidan Profesional. Bandung : PT Refika Aditama
http://delimaekaprastiyani.blogspot.co.id/2013/10/infeksi-masa- nifas_5589.html diposkan oleh Eka Prastiyani. Diakses pada tanggal 11
mei 2017 pukul
15.30 WIB.
0 comments:
Post a Comment